KUBU RAYA, Tak cuma di Jawa Kopi luwak berkualitas
dan berharga tinggi ternyata juga di produksi di Kalimantan barat.
Devita Tan warga Rasau Jaya kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, sudah
3 tahun menjadi penghasil kopi luwak didaerahnya. Meski pemasarannya
hanya sebatas melalui media online, dalam sebulan Devi bisa meraup
keuntungan hingga puluhan juta rupiah.
Potensi kopi luwak yang bisa mendapatkan keuntungan tinggi ini,
membuatnya memberanikan diri untuk menjadi pengusaha kopi luwak, dan
mulai mengumpulkan luwak dari para petani di sekitar lingkungannya sejak
tahun 2009 lalu.
“Dulu pas kepikiran mau buka usaha untuk produksi kopi luak, sempat
bingung mau cari luwaknya dimana, sampai akhirnya ada petani kopi yang
nemuin luak dihutan Saya beli luaknya seharga 700 ribu rupiah, dari saat
itu banyak petani yang jual luak hasil tangkapannya ke saya”, jelasnya,
Senin (07/01).
Setiap sore hari, Devi anak pertama dari pasangan Tan Che Chua dan
Indrawati ini, dibantu ke 3 adiknya memberi makan luwak-luwak
peliharaannya yang saat ini sudah mencapai 24 ekor. dengan biji kopi
jenis arabica yang ia pasok dari para petani kopi. “Luwak-luwak ini
hanya mau makan kopi terbaik. Biasanya luwak baru mau makan banyak saat
malam hari, dan paginya biji kopi sisa kotoran luwak ini diambil dan
dibersihkan dengan air hujan hingga tidak ada lagi kotoran yang
tertinggal lalu di jemur”. Ceritanya.
Dengan hanya memasarkan kopinya melewati jejaring social seperti
facebook, Devi sudah bisa menjual kopinya hingga keluar negeri, hingga
ke korea dan amerika. Dan saat ini bersama pacarnya dia sudah mempunyai
café sendiri, dengan menu minuman khas Kopi Luwak Kalimantan.
“Secara umum rasa kopi luwak lembut dan terasa lebih lama dilidah,
dari kadar kafein nya lebih rendah dengan kopi pada umumnya sehingga
lebih nyaman dilambung terutama bagi penderita maag.” Pungkasnya, saat
ditanya kenapa kopi luwak ini menjadi lebih ekslusif dari
kopi lainnya.
Kopi luwak adalah seduhan kopi menggunakan biji kopi yang diambil
dari sisa kotoran luwak, atau biasa dikenal musang kelapa. Biji kopi ini
diyakini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati
saluran pencernaan luwak.
Kemasyhuran kopi luwak di kawasan asia tenggara, telah lama
diketahui. Namun baru menjadi terkenal luas di peminat kopi gourmet,
setelah terpublikasi pada tahun 1980-an. Biji kopi luwak adalah yang
termahal didunia, harganya saat ini bisa mencapai US$1OO per setengah
kilonya, dan jika dirupiahkan harganya berkisar dari Rp1 juta.
Sementara dalam sebulan produksi kopi luwak Devi mencapai 30-40 kg
dengan estimasi keuntungan mencapai Rp60 juta sampai Rp80 juta. edo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar