Jumat, 11 Januari 2013

Warga Kubu Raya Produksi Kopi Luwak Kalimantan

KUBU RAYA,  Tak cuma di Jawa Kopi luwak berkualitas dan berharga tinggi ternyata juga di produksi di Kalimantan barat. Devita Tan warga Rasau Jaya kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, sudah 3 tahun menjadi penghasil kopi luwak didaerahnya. Meski pemasarannya hanya sebatas melalui media online, dalam sebulan Devi bisa meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah.
Potensi kopi luwak yang bisa mendapatkan keuntungan tinggi ini, membuatnya memberanikan diri untuk menjadi pengusaha kopi luwak, dan mulai mengumpulkan luwak dari para petani di sekitar lingkungannya sejak tahun 2009 lalu.
“Dulu pas kepikiran mau buka usaha untuk produksi kopi luak, sempat bingung mau cari luwaknya dimana, sampai akhirnya ada petani kopi yang nemuin luak dihutan Saya beli luaknya seharga 700 ribu rupiah, dari saat itu banyak petani yang jual luak hasil tangkapannya ke saya”, jelasnya, Senin (07/01).
Setiap sore hari, Devi anak pertama dari pasangan Tan Che Chua dan Indrawati ini, dibantu ke 3 adiknya memberi makan luwak-luwak peliharaannya yang saat ini sudah mencapai 24 ekor. dengan biji kopi jenis arabica yang ia pasok dari para petani kopi. “Luwak-luwak ini hanya mau makan kopi terbaik. Biasanya luwak baru mau makan banyak saat malam hari, dan paginya biji kopi sisa kotoran luwak ini diambil dan dibersihkan dengan air hujan hingga tidak ada lagi kotoran yang tertinggal lalu di jemur”. Ceritanya.
Dengan hanya memasarkan kopinya melewati jejaring social seperti facebook, Devi sudah bisa menjual kopinya hingga keluar negeri, hingga ke korea dan amerika. Dan saat ini bersama pacarnya dia sudah mempunyai café sendiri, dengan menu minuman khas Kopi Luwak Kalimantan.
“Secara umum rasa kopi luwak lembut dan terasa lebih lama dilidah, dari kadar kafein nya lebih rendah dengan kopi pada umumnya sehingga lebih nyaman dilambung terutama bagi penderita maag.” Pungkasnya, saat ditanya kenapa kopi luwak ini menjadi lebih ekslusif dari kopi lainnya.
Kopi luwak adalah seduhan kopi menggunakan biji kopi yang diambil dari sisa kotoran luwak, atau biasa dikenal musang kelapa. Biji kopi ini diyakini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran pencernaan luwak.
Kemasyhuran kopi luwak di kawasan asia tenggara, telah lama diketahui. Namun baru menjadi terkenal luas di peminat kopi gourmet, setelah terpublikasi pada tahun 1980-an. Biji kopi luwak adalah yang termahal didunia, harganya saat ini bisa mencapai US$1OO per setengah kilonya, dan jika dirupiahkan harganya berkisar dari  Rp1 juta. Sementara dalam sebulan produksi kopi luwak Devi mencapai 30-40 kg dengan estimasi keuntungan mencapai Rp60 juta sampai Rp80 juta. edo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar