PONTIANAK, Koordinator World Wide Fund for Nature (WWF) Kalbar, Hermayani Putra, mengatakan, program Eart Hour 60+ (mematikam lampu) ini untuk pertama kalinya di tahun 2012 digaungkan di Kota Pontianak. Tujuannya untuk mengingatkan masyarakat, terjadinya perubahan iklim juga berasal dari penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
“Program Earth Hour ini merupakan partisipasi kita terhadap dunia yang jauh sebelumnya sudah dilakukan. Termasuk di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan lainnya. Sedangkan untuk Kota Pontianak ini yang pertama kalinya,” jelas Hermayani, saat konferensi pers di kantor WWF Kalbar, Rabu (21/3) sore.
Hermayani menjelaskan, dunia memerlukan sumber energi terbarukan, karena itu sangat dibutuhkan kesadaran masyarakat tentang gaya hidup yang hemat energi. “Semoga dengan kampanye Earth Hour ini semakin banyak individu, rumah tangga, dan bisnis untuk turut serta mematikan lampu sebagai simbol kontribusi mereka terhadap perubahan iklim,” harapnya.
Langkah kecil, lanjutnya, mematikan lampu dan peralatan listrik selama satu jam ini ternyata mempunyai dampak yang sangat besar bagi lingkungan. Sebagai contoh, tambahnya, bila 10 persen saja dari penduduk Jakarta berpartisipasi dalam Earth Hour ini akan memapu menghemat listrik hingga 300 watt.
“Listrik sebesar itu setara dengan 900 desa dalam artian mengurangi biaya listrik sebesar 200 juta atau mengurangi emisi karbondioksida hingga 267 ton. Pengurangan emisi seperti itu setara dengan ketersediaan oksigen untuk 534 orang,” paparnya.
Cara untuk berpartisipasi, kata Hermayani, cukup dengan mematikan lampu dan peralatan elektronik yang sedang dipakai pada tanggal 31 Maret 2012 pukul 20.30 wib hingga 21.30 WIB. Langkah ini mendapat respons positif dari berbagai elemen seperti PLN, Bank BNI, komunitas sepeda dan sepeda motor, perhotelan, dan komunitas lainnya.
Pemerintah Kota Pontianak melalui utusan Badan Lingkungan Hidup, Rosdiana mengatakan, pihaknya akan mendukung penuh langkah ini dan akan ikut berpartisipasi untuk memuluskan program Earth Hour 60+ ini. Menurutnya, kampanye ini juga untuk kepentingan masyarakat. “Pemerintah Kota Pontianak akan selalu mendukung program ini karena untuk kebaikan bersama,” kata Rosdiana yang juga menjadi narasumber dari pemerintah kota.
Setidaknya sudah ada 52 ribu kota di seluruh dunia yang menjalankan program Earth Hour yang dimulai sejak tahun 2007 di Kota Sydney, Australia. Saat itu WWF-Australia, Fairfax Media, dan Leo Burnett bekerja sama melakukan kampanye penggurangan gas rumah kaca di kota tersebut.
sumber :